Dividen

Perbankan Dominasi Penyaluran Dividen Emiten Sepanjang Tahun 2025

Perbankan Dominasi Penyaluran Dividen Emiten Sepanjang Tahun 2025
Perbankan Dominasi Penyaluran Dividen Emiten Sepanjang Tahun 2025

JAKARTA - Aliran dividen ke investor pasar modal Indonesia sepanjang 2025 menunjukkan peta yang menarik. 

Data terbaru memperlihatkan adanya sektor tertentu yang tampil dominan sebagai penyalur dividen terbesar, mencerminkan kinerja emiten yang solid sekaligus stabilitas sektor tersebut di tengah dinamika ekonomi.

Kustodian Sentral Efek Indonesia mencatat bahwa pembagian dividen sepanjang tahun berjalan tidak hanya meningkat dari sisi nilai, tetapi juga menegaskan peran beberapa sektor utama sebagai penopang imbal hasil bagi investor. Tren ini menjadi gambaran bagaimana struktur pasar modal berkembang selama 2025.

Perbankan Jadi Penopang Utama Dividen

Sektor finansial, khususnya perbankan, tercatat sebagai kontributor terbesar dalam penyaluran dividen sepanjang 2025. Emiten-emiten perbankan membagikan dividen dengan nilai mencapai Rp 80,3 triliun, jauh melampaui sektor lainnya.

Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat, menegaskan bahwa dominasi sektor perbankan sudah terlihat sejak awal tahun. Kinerja keuangan yang solid dan laba yang konsisten menjadi faktor utama tingginya distribusi dividen dari sektor ini.

“Untuk distribusi dividen terbesar selama tahun 2025 adalah sektor finansial atau perbankan. Sektor ini mendistribusikan dividen sebesar Rp 80,3 triliun,” ujar Samsul dalam konferensi pers penutupan perdagangan BEI Tahun 2025, Selasa, 30 Desember 2025.

Energi dan Infrastruktur Ikut Berkontribusi

Di bawah sektor perbankan, sektor energi dan coal production menempati posisi berikutnya sebagai penyalur dividen terbesar. Total dividen yang disalurkan sektor ini tercatat sebesar Rp 27,95 triliun sepanjang 2025.

Sementara itu, sektor infrastruktur, khususnya integrated telecommunication services, juga memberikan kontribusi signifikan dengan nilai dividen mencapai Rp 20,18 triliun. Capaian ini mencerminkan stabilitas pendapatan dan ekspansi berkelanjutan di sektor telekomunikasi.

Selain itu, sektor industrial–multi sector holdings mencatatkan distribusi dividen sebesar Rp 10,48 triliun. Angka ini nyaris seimbang dengan sektor wireless telecommunication services yang menyalurkan dividen sekitar Rp 10,46 triliun.

Gambaran Menyeluruh Aksi Korporasi

Tidak hanya dari sisi dividen, aktivitas korporasi di pasar modal sepanjang 2025 juga menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. KSEI mencatat terdapat 7.610 tindakan korporasi dengan nilai total mencapai Rp 491 triliun.

Nilai tersebut mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang berada di level Rp 469 triliun. Kenaikan ini menandakan semakin aktifnya emiten dalam memanfaatkan pasar modal untuk berbagai kebutuhan korporasi.

Menurut Samsul, mayoritas dari ribuan tindakan korporasi tersebut berkaitan dengan kewajiban dan hak investor. Mulai dari pendistribusian bunga obligasi, bagi hasil, pelunasan pokok, hingga pembagian dividen.

“Dari 7.610 tindakan korporasi tersebut sebagian besar merupakan pendistribusian bunga obligasi, kemudian bagi hasil, pelunasan pokok, pembagian dividen serta kegiatan lainnya,” jelas Samsul.

Peran KSEI dalam Distribusi Hak Investor

KSEI memegang peranan penting dalam memastikan seluruh tindakan korporasi dapat tersalurkan dengan baik kepada investor. Melalui sistem yang terintegrasi, KSEI bertugas mendistribusikan hak-hak investor secara akurat dan tepat waktu.

Distribusi dividen dan kewajiban emiten lainnya dilakukan melalui mekanisme yang telah terstandarisasi. Hal ini bertujuan menjaga kepercayaan investor terhadap infrastruktur pasar modal Indonesia.

Sepanjang 2025, peningkatan nilai dan jumlah tindakan korporasi menjadi tantangan tersendiri bagi KSEI. Namun, sistem yang semakin matang dinilai mampu mengakomodasi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Pertumbuhan Jumlah Investor Terus Melaju

Di sisi lain, jumlah investor pasar modal Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. KSEI mencatat jumlah Single Investor Identification telah menembus 20.226.040 hingga 24 Desember 2025.

Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 36 persen secara tahunan dibandingkan periode hingga akhir tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 14.871.639 SID. Lonjakan ini mencerminkan minat masyarakat yang terus meningkat terhadap pasar modal.

Samsul menjelaskan bahwa total SID yang telah diterbitkan KSEI hingga akhir 2025 mencapai 25.020.250. Dari jumlah tersebut, sekitar 4 juta SID dibuat khusus untuk institusi tertentu, seperti Tapera.

Sementara itu, sisanya merupakan SID untuk investor pasar modal Indonesia yang jumlahnya mencapai sekitar 20 juta. Data ini menegaskan semakin luasnya basis investor domestik di pasar modal.

Cerminan Kesehatan Pasar Modal

Dominasi sektor perbankan dalam penyaluran dividen, diikuti sektor energi dan infrastruktur, menjadi cerminan kondisi fundamental emiten di Indonesia. Sektor-sektor tersebut dinilai mampu menjaga profitabilitas di tengah berbagai tantangan ekonomi.

Selain itu, peningkatan nilai tindakan korporasi dan jumlah investor menunjukkan pasar modal Indonesia berada dalam fase pertumbuhan yang sehat. Kepercayaan investor terhadap pasar domestik juga terus menguat.

Dengan fondasi tersebut, pasar modal diharapkan dapat terus menjadi sumber pendanaan sekaligus sarana investasi yang menarik. Distribusi dividen yang konsisten menjadi salah satu indikator penting bagi keberlanjutan pertumbuhan pasar ke depan.

Ke depan, dinamika sektor-sektor unggulan ini akan tetap menjadi perhatian investor dalam menyusun strategi investasi, seiring berkembangnya pasar modal Indonesia secara berkelanjutan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index